Sabtu, 21 November 2015

PEMBERDAYAAN  MASYARAKAT  
DALAM  PROMOSI KESEHATAN

A.  DEFINISI PEMBERDAYAAN MASAYARAKAT
Menurut kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat chambers, pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menerangkan nilai-nilai sosial. konsep ini mencerminkan paradigma basis pembangunan yang bersifat people centered, participatory, empowering dan sustainable.

Dari definisi diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang lebih luas daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. pemberdayaan masyarakat lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagi sumber, pelaku dan yang menikmati hasil pembangunan. dengan kata lain pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat indonesia.

Pemberdayaan dapat didefinisikan sebagai:
a.    Memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain (to give power or authority)
b.    Upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (To give ability to or enable)
Mendelegasikan wewenang pada hakikatnya adalah memberikan kepercayaan kepada orang/pihak lain yang kita anggap cukup mempunyai kemampuan. Pendelegasian bukan suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pemikiran yang matang. Orang yang diberikan wewenag ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang ketat, sehingga pendelegasian tidak menyebabkan terganggunya pekerjaan secara keseluruhan.

Pemberdayaan adalah suatu proses aktif dimana masyarakat yang diberdayakan harus berperan serta aktif  (berpartisipasi) dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian mestinya masyarakat akan mempunyai pengalaman aktual yang sangat bermanfaat  untuk mengembangkan program sejenis di masa mendatang

B.  LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang yakni sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil pemberdayaan masyarakat dalah perubahan yang signifiakan dalam aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan masyarakat yang seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun (Reuburn, 1993)

Pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa komponen sebagai berikut:
1.    Pemberdayaan personal
2.    Pengembangan kelompok kecil
3.    Pengorganisasian masyarkat
4.    Kemitraan
5.    Aksi sosial dan politik

Pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang luas untuk itu pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Merangcang keseluruhan program,
     Merancang program yang termasuk didalamnya adalah kerangka waktu kegiatan, ukuran program,serta memberikan perhatian kepada kelompok masyarakat pinggiran. Perencanaan program dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatoris. Agen perubahan (pemerintah  dan LSM) dan masyarakat bersama-sama menyusun perencanaan. Perencanaan partsipatoris  dapat mengurangi terjadinya konflik yang mungkin muncul antara kedua pihak selam progan berlangsung dan sesudah program dievaluasi.
2.    Menetapkan tujuan
Tujuan promosi kesehatan biasanya dikembangkan pada tahap perencanaan dan biasanya berpusat pada mencegah penyakit, mengurangi kesakitan dan kematian dan menagemen gaya hidup melalui upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan dengan kesehatan. Tujuan pemberdayaan biasanya berpusat pada bagaimana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang berpengaruh pada kesehatan dan  kehidupan masyarakat.
3.    Memilih strategi pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang terdiri dari lima pendekatan yaitu pemberdayaan, pengembangan kelompok kecil, pengembangan dan pengorganisasian  masyarakat,  pengembangan dan penguatan jaringan antarorganisasi dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan meliputi; pendidikan masyarakat, fasilitas kegiatan yang bersal dari masyarakat sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota masyarakta, fasilitasi upaya mengembangkan jejaring antarmasyarakat, serta advokasi kepada pengambilan keputusan.
4.    Implementasi strategi dan managemen
Implementasi strategi serta managemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a.         Meningkatkan peran serta pemercaya (stakholder),
b.         Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c.         Mengembangkan kepemimpinan lokal
d.        Membangun keberdayaan struktur organisasi
e.         Meningkatkan mobilisasi sumber daya
f.          Memperkuat kemampuan stakholder untuk bertanya mengapa
g.         Meningkatkan kontrol stakeholder atas managemen program
h.         Membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar
5.    Evaluasi Program
Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung lambat dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan sempurna.Seirng terjadi hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai. Oleh karenanya akan lebih tampak jika evaluasi diarahkan pada proses pemberdayaannya daripada hasilnya. Hal yang dievaluasi dalam pemberdayaan adalah:
a.         Jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan
b.         Jumlah kegiatan yang bersifat pendekatan dari bawah (botton Up)
c.         Jumlah pelaku kegiatan yang mereka melakukan belajar sambil bekerja
       (learning by doing)

C.  PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Rothman (dalam Rothman dan Tropman, 1987) mengkatagorikan pengorganisasian masyarakat menjadi 3 yaitu:
1.      Locality developmen (pengembangan lokal)
2.      Social planning ( perencanaan sosial)
3.      Social action (aksi sosial)

Locality developmen (pengembangan lokal) adalah kegiatan yang berorientasi pada proses (dimana tujuannya juga memberikan pengalaman belajar yang aktif kepada masyarakat), meneankan akan pentingnya konsensus (kesepakatan) diantara anggota masyarakat, kerjasama, membangun identitas dan kebanggaan sebagai anggota  masyarakat, serta perasaan kepedulian sebagai bagian dari masyarakat tersebut. Proses pengorganisasian masyarakat dapat berlangsung secara optimal jika partisipasi masyarakat dalam  menetapkan tujuan dan melaksanakan tindakan dapat ditumbuhkan.

Social planning ( perencanaan sosial) adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, menekankan pentingnya metode pemecahan masalah yang bersifat rasional emperis (pengalaman sudah membuktikan), yang kerapkali dilakukan oleh tenaga ahli dari luar.

Social action (aksi sosial) merupakan kegiatan yang mementingkan proses namun juga hasil. Social action mempunyai tujuan untuk melakukan tranformasi yang bersifat menyeluruh dalam bidang-bidang kemasyarakatan, menata strukutr kekuasaan dan sumber sumber pengambilan keputusan.

Namum pengorganisasian masyarakat mengandung beberapa kelemahan oleh sebab ituWallerstein dan sanchez-Merki (1994) mengusulkan pendekatan baru yang disebut kollaborasi pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Konsep ini dianggap lebih tepat karena terminologi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat lebih cocok, sebab ditinjau dari konsep promosi kesehatan, pemberdayaan  dan pebangunan mendorong peningkatan kapasitas masyarakat sehingga lebih mendekat pada program-program.

D.   PARTISIPASI
Partisipasi adalah proses serta aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang kegiatan. Dalam kontek pembangunan kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan diantara masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan, implementasi dan berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan kesehatan, pengembangan program kemandirian dalam kesehatan, sampai dengan mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastruktural kesehatan.

Partisipasi adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan, implementasi program, evaluasi serta memperoleh manfaat dari keterlibatannya dalam pengembangan program. Partisipasi adalah suatu proses sosial dimana anggota suatu kelompok masyarakat yang tinggal pada wilayah geografis tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya, mengambil keputusan dan memantapkan mekanisme untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Heller partisipasi memberikan beberapa manfaat diantaranya:
1.      Meningkatkan kualitas teknis dari pengambilan keputusan
2.      Meningkatkan kenyamanan
3.      Meningkatkan komunikasi
4.      Memberikan latihan kepada bawahan
5.      Memfasilitasi perubahan

Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut terpenuhi:
1.      Adanya rasa saling percaya antara anggota dalam masyarakat, maupun antara anggota masyarakat dan pihak petugas. Ketidakpercayaan dan saling curiga dapat merusak semangat untuk berpartisipasi yang mulai tumbuh.Rasa saling percaya diciptakan melalui suatu niat baik untuk melakukan sesuatu dami kesejahteraan masyarakat.
2.      Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan atau program. Sering terjadi masyarakat bersikap masa bodoh terhadap program-program apapun yang berlangsung di wilayah tempat tinggalnya.
3.      Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat. Konsep ini penting karena masyarakat biasanya bersikap praktis. Kalau bisa manfaat dari program segera dapat dinikmati.
4.      Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin masyarakat, terutama pada masyarakat yang bercorak paternalistik

Carry (1970) mengatakan bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga kondisi terpenuhi:
1.      Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
2.      Mampu berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbang saran yang kontruktif untuk program.
3.      Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
Ketiga kondisi itu harus hadir secara bersama-sama.Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka untuk berpartisipasi, maka orang tidak akan berpartisipasi.

Menurut Chapin (1939), partisipasi dapat diukur dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu:
1.      Kehadiran individu dalam pertemuan-pertemuan.
2.      Memberikan bantuan dan sumbangan keuangan
3.      Keanggotaan dalam kepanitiaan kegiatan
4.      Posisi kepemimpinan
Berdasarkan teori chapin, maka partisipasi yang tertinggi dilakukan oleh pemimpim.Meskipun terlihat agak kontroversial, namun bisa dipahami, karena dalam kontek kepemimpinan, walupun jumlahnya paling sedikit, pemimpin menentukan keberhasilan organisasi.

Peran-peran dalam partisipasi program menjadi tiga menurut Sutton dan Kalaja (1960);
1.      Pelaku, adalah pihak yang mengambil peran dan tindakan aktif dalam program.
2.      Penerima, adalah pihak yang nantinya akan menerima manfaat dari program yang dijalankan.
3.      Publik, adalah pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program, tetapi dapat membantu pihak pelaku.
Sulton menggambarkan bahwa dalam partisipasi masyarakat dalam kenyataan, memang ada kelompok masyarakat yang melaksanakannya secara aktif, sehingga cocok disebut pelaku. Kelompok publik adalah kelompok yang cukup besar potensinya, serta mempunyai kemampuan untuk menjangkau kelompok pelaku.

E.   MENUMBUHKAN PARTISIPASI
Partisipasi harus ditumbuhkan. Ada 5 cara menumbuhkan partisipasi masyarakat yaitu:
1.      Terapi pendidikan
Suatu proses yang dirancang untuk mengembangkan rasa percaya diri dan akhirnya keyakinan bahwa yang bisa menolong adalah diri sendiri. Dalam terapi pendidikan dilakukan upaya-uapaya memberikan pelatihan dimana anggota masyarakat saling bekerjasama untuk memecahkan masalah masalah yang mereka hadapi, serta merasakan manfaat bekerjasama dan memetik nilai-nilai tertentu dalam kerjasama tersebut.
2.      Perubahan prilaku
Bertujuan untuk memasukkan perubahan perilaku sebagai perubahan sistem atau subsistem.
3.      Menambah Staff
Penambahan staff bertuuan untuk menggali kemampuan, ketersediaan waktu dan keahlian individu guna mencapai tujuan. Strategi ini bisa dilakukan dengan cara menggali potensi yang berasal dari dalam masyarakat tersebut. Kedua; mengidentifikasi dan memanfaatkan kemampuan pihak luar.
4.      Kooptasi
Kooptasi adalah upaya menanamkan suatu yang baru terhadap kepemimpinan atau penentu kebijakan sehingga dianggap sangat penting untuk mendorong peran serta segenap anggota masyarakat
5.      Kekuatan masyarakat
Strategi kekuatan masyarakat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melawan pihak lain.Strategi ini dapat digunakan untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dengan cara mengangkat tema-tema yang langsung menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Berbagai bentuk aksi sosial dapat dilakukan misalnya dengan unjuk rasa, memboikot dan pemogokan.




0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget