PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. DEFINISI PEMBERDAYAAN MASAYARAKAT
Menurut
kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat chambers, pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menerangkan
nilai-nilai sosial. konsep ini mencerminkan paradigma basis pembangunan yang
bersifat people centered, participatory, empowering dan sustainable.
Dari
definisi diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang lebih
luas daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. pemberdayaan
masyarakat lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagi sumber,
pelaku dan yang menikmati hasil pembangunan. dengan kata lain pembangunan dari,
oleh dan untuk masyarakat indonesia.
Pemberdayaan
dapat didefinisikan sebagai:
a. Memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
mendelegasikan otoritas ke pihak lain (to
give power or authority)
b. Upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (To give ability to or enable)
Mendelegasikan wewenang pada hakikatnya
adalah memberikan kepercayaan kepada orang/pihak lain yang kita anggap cukup
mempunyai kemampuan. Pendelegasian bukan suatu kegiatan yang dilakukan tanpa
pemikiran yang matang. Orang yang diberikan wewenag ditetapkan berdasarkan
kriteria tertentu yang ketat, sehingga pendelegasian tidak menyebabkan
terganggunya pekerjaan secara keseluruhan.
Pemberdayaan adalah suatu proses aktif dimana
masyarakat yang diberdayakan harus berperan serta aktif (berpartisipasi) dalam berbagai kegiatan.
Dengan demikian mestinya masyarakat akan mempunyai pengalaman aktual yang
sangat bermanfaat untuk mengembangkan
program sejenis di masa mendatang
B.
LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan
masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang yakni sebagai proses dan
sebagai hasil. Sebagai hasil pemberdayaan masyarakat dalah perubahan yang
signifiakan dalam aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan
masyarakat yang seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, bahkan
seringkali lebih dari 7 tahun (Reuburn, 1993)
Pemberdayaan
masyarakat melibatkan beberapa komponen sebagai berikut:
1. Pemberdayaan personal
2. Pengembangan kelompok kecil
3. Pengorganisasian masyarkat
4. Kemitraan
5. Aksi sosial dan politik
Pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum
yang luas untuk itu pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merangcang keseluruhan program,
Merancang
program yang termasuk didalamnya adalah kerangka waktu kegiatan, ukuran
program,serta memberikan perhatian kepada kelompok masyarakat pinggiran.
Perencanaan program dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatoris.
Agen perubahan (pemerintah dan LSM) dan
masyarakat bersama-sama menyusun perencanaan. Perencanaan partsipatoris dapat mengurangi terjadinya konflik yang
mungkin muncul antara kedua pihak selam progan berlangsung dan sesudah program
dievaluasi.
2. Menetapkan tujuan
Tujuan promosi kesehatan biasanya
dikembangkan pada tahap perencanaan dan biasanya berpusat pada mencegah
penyakit, mengurangi kesakitan dan kematian dan menagemen gaya hidup melalui
upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan dengan kesehatan.
Tujuan pemberdayaan biasanya berpusat pada bagaimana masyarakat dapat
mengontrol keputusannya yang berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan masyarakat.
3. Memilih strategi pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses
yang terdiri dari lima pendekatan yaitu pemberdayaan, pengembangan kelompok
kecil, pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat, pengembangan dan
penguatan jaringan antarorganisasi dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan
meliputi; pendidikan masyarakat, fasilitas kegiatan yang bersal dari masyarakat
sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota masyarakta,
fasilitasi upaya mengembangkan jejaring antarmasyarakat, serta advokasi kepada
pengambilan keputusan.
4. Implementasi strategi dan managemen
Implementasi strategi serta managemen program
pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a.
Meningkatkan peran serta pemercaya
(stakholder),
b.
Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c.
Mengembangkan kepemimpinan lokal
d.
Membangun keberdayaan struktur organisasi
e.
Meningkatkan mobilisasi sumber daya
f.
Memperkuat kemampuan stakholder untuk
bertanya mengapa
g.
Meningkatkan kontrol stakeholder atas
managemen program
h.
Membuat hubungan yang sepadan dengan pihak
luar
5. Evaluasi Program
Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung
lambat dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan
sempurna.Seirng terjadi hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari pemberdayaan
baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai. Oleh karenanya akan
lebih tampak jika evaluasi diarahkan pada proses pemberdayaannya daripada
hasilnya. Hal yang dievaluasi dalam pemberdayaan adalah:
a.
Jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi
dalam kegiatan
b.
Jumlah kegiatan yang bersifat pendekatan dari
bawah (botton Up)
c.
Jumlah pelaku kegiatan yang mereka melakukan
belajar sambil bekerja
(learning by doing)
C.
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Rothman (dalam Rothman dan Tropman, 1987)
mengkatagorikan pengorganisasian masyarakat menjadi 3 yaitu:
1. Locality developmen (pengembangan lokal)
2. Social planning ( perencanaan sosial)
3. Social action (aksi sosial)
Locality developmen (pengembangan lokal) adalah kegiatan yang berorientasi
pada proses (dimana tujuannya juga memberikan pengalaman belajar yang aktif
kepada masyarakat), meneankan akan pentingnya konsensus (kesepakatan) diantara
anggota masyarakat, kerjasama, membangun identitas dan kebanggaan sebagai
anggota masyarakat, serta perasaan
kepedulian sebagai bagian dari masyarakat tersebut. Proses pengorganisasian
masyarakat dapat berlangsung secara optimal jika partisipasi masyarakat dalam menetapkan tujuan dan melaksanakan tindakan
dapat ditumbuhkan.
Social planning ( perencanaan sosial) adalah kegiatan yang mementingkan
tercapainya tujuan, menekankan pentingnya metode pemecahan masalah yang
bersifat rasional emperis (pengalaman sudah membuktikan), yang kerapkali
dilakukan oleh tenaga ahli dari luar.
Social action (aksi sosial) merupakan kegiatan yang mementingkan
proses namun juga hasil. Social action mempunyai
tujuan untuk melakukan tranformasi yang bersifat menyeluruh dalam bidang-bidang
kemasyarakatan, menata strukutr kekuasaan dan sumber sumber pengambilan
keputusan.
Namum pengorganisasian masyarakat mengandung beberapa
kelemahan oleh sebab ituWallerstein dan sanchez-Merki (1994) mengusulkan
pendekatan baru yang disebut kollaborasi pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat. Konsep ini dianggap lebih tepat karena terminologi pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat lebih cocok, sebab ditinjau dari konsep promosi
kesehatan, pemberdayaan dan pebangunan
mendorong peningkatan kapasitas masyarakat sehingga lebih mendekat pada
program-program.
D.
PARTISIPASI
Partisipasi adalah proses serta aktif anggota
masyarakat dalam berbagai jenjang kegiatan. Dalam kontek pembangunan kesehatan,
partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
menjalin kemitraan diantara masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan,
implementasi dan berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan
kesehatan, pengembangan program kemandirian dalam kesehatan, sampai dengan
mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastruktural
kesehatan.
Partisipasi adalah keterlibatan anggota
masyarakat dalam pengambilan keputusan, implementasi program, evaluasi serta
memperoleh manfaat dari keterlibatannya dalam pengembangan program. Partisipasi
adalah suatu proses sosial dimana anggota suatu kelompok masyarakat yang
tinggal pada wilayah geografis tertentu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhannya, mengambil keputusan dan memantapkan mekanisme untuk
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Heller partisipasi memberikan
beberapa manfaat diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas teknis dari pengambilan keputusan
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Meningkatkan komunikasi
4. Memberikan latihan kepada bawahan
5. Memfasilitasi perubahan
Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut
terpenuhi:
1. Adanya rasa saling percaya antara anggota dalam
masyarakat, maupun antara anggota masyarakat dan pihak petugas.
Ketidakpercayaan dan saling curiga dapat merusak semangat untuk berpartisipasi
yang mulai tumbuh.Rasa saling percaya diciptakan melalui suatu niat baik untuk
melakukan sesuatu dami kesejahteraan masyarakat.
2. Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat
untuk berperan serta dalam kegiatan atau program. Sering terjadi masyarakat
bersikap masa bodoh terhadap program-program apapun yang berlangsung di wilayah
tempat tinggalnya.
3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh
masyarakat. Konsep ini penting karena masyarakat biasanya bersikap praktis.
Kalau bisa manfaat dari program segera dapat dinikmati.
4. Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin
masyarakat, terutama pada masyarakat yang bercorak paternalistik
Carry (1970) mengatakan bahwa partisipasi dapat tumbuh
jika tiga kondisi terpenuhi:
1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang
memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
2. Mampu berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi
anggota masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbang saran yang
kontruktif untuk program.
3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota
masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
Ketiga kondisi itu harus hadir secara
bersama-sama.Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka untuk
berpartisipasi, maka orang tidak akan berpartisipasi.
Menurut Chapin (1939), partisipasi dapat diukur dari yang
terendah sampai yang tertinggi yaitu:
1. Kehadiran individu dalam pertemuan-pertemuan.
2. Memberikan bantuan dan sumbangan keuangan
3. Keanggotaan dalam kepanitiaan kegiatan
4. Posisi kepemimpinan
Berdasarkan teori chapin, maka partisipasi yang tertinggi
dilakukan oleh pemimpim.Meskipun terlihat agak kontroversial, namun bisa
dipahami, karena dalam kontek kepemimpinan, walupun jumlahnya paling sedikit,
pemimpin menentukan keberhasilan organisasi.
Peran-peran dalam partisipasi program menjadi tiga
menurut Sutton dan Kalaja (1960);
1. Pelaku, adalah pihak yang mengambil peran dan tindakan
aktif dalam program.
2. Penerima, adalah pihak yang nantinya akan menerima
manfaat dari program yang dijalankan.
3. Publik, adalah pihak yang tidak terlibat secara langsung
dalam pelaksanaan program, tetapi dapat membantu pihak pelaku.
Sulton menggambarkan bahwa dalam partisipasi masyarakat
dalam kenyataan, memang ada kelompok masyarakat yang melaksanakannya secara
aktif, sehingga cocok disebut pelaku. Kelompok publik adalah kelompok yang
cukup besar potensinya, serta mempunyai kemampuan untuk menjangkau kelompok
pelaku.
E. MENUMBUHKAN PARTISIPASI
Partisipasi harus ditumbuhkan. Ada 5 cara
menumbuhkan partisipasi masyarakat yaitu:
1. Terapi pendidikan
Suatu proses yang dirancang untuk
mengembangkan rasa percaya diri dan akhirnya keyakinan bahwa yang bisa menolong
adalah diri sendiri. Dalam terapi pendidikan dilakukan upaya-uapaya memberikan
pelatihan dimana anggota masyarakat saling bekerjasama untuk memecahkan masalah
masalah yang mereka hadapi, serta merasakan manfaat bekerjasama dan memetik
nilai-nilai tertentu dalam kerjasama tersebut.
2. Perubahan prilaku
Bertujuan untuk memasukkan perubahan perilaku
sebagai perubahan sistem atau subsistem.
3. Menambah Staff
Penambahan staff bertuuan untuk menggali
kemampuan, ketersediaan waktu dan keahlian individu guna mencapai tujuan.
Strategi ini bisa dilakukan dengan cara menggali potensi yang berasal dari
dalam masyarakat tersebut. Kedua; mengidentifikasi dan memanfaatkan kemampuan
pihak luar.
4. Kooptasi
Kooptasi adalah upaya menanamkan suatu yang
baru terhadap kepemimpinan atau penentu kebijakan sehingga dianggap sangat
penting untuk mendorong peran serta segenap anggota masyarakat
5. Kekuatan masyarakat
Strategi kekuatan masyarakat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melawan pihak lain.Strategi ini dapat digunakan untuk
membangkitkan partisipasi masyarakat dengan cara mengangkat tema-tema yang
langsung menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Berbagai bentuk aksi
sosial dapat dilakukan misalnya dengan unjuk rasa, memboikot dan pemogokan.
0 komentar:
Posting Komentar