Sabtu, 21 November 2015

DAFTAR ISI

BAB I PROMOSI KESEHATAN
A.     Definisi promosi kesehatan
B.     Visi dan Misi promosi kesehatan
C.     Strategi promosi kesehatan
D.     Sasaran Promosi kesehatan
E.      Ruang lingkup promosi kesehatan

BAB II METODE PROMOSI KESEHATAN
A.     Definisi metode promosi kesehatan
B.     Jenis dan metode promosi kesehatan

BAB III MEDIAPROMOSI KESEHATAN
A.     Pengertian media  
B.     Kegunaan media
C.     Jenis dan macam media

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A.     Definisi pemberdayaan masyarakat
B.     Langkah-langkah dalam pemberdayaan
C.     Pengorganisasian masyarakt
D.     Partisipasi
E.      Menumbuhkan partisipasi

BAB V PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN
A.     Definisi  
B.     Langkah-langkah dalam pemberdayaan

BAB VI PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS
A.     Dasar pelaksanaan
B.     Definisi promosi kesehatan di Puskesmas
C.     Strategi pelaksanaan
D.     Pendukung pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas
E.      Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung
F.      Kegiatan promosi kesehatan di luar gedung
G.     Indikator keberhasilan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PROMOSI KESEHATAN


A.DEFINISI PROMOSI KESEHATAN

Adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence Green, 1984)
Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984)

Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)

B. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN
Visi program kesehatan tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan Indonesia yang tercantum dalam UU Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Dari visi tersebut terdapat empat kata kunci visi promosi kesehatan adalah :
1. Mau (Willingnes) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
2. Mampu (Ability) memelihara dan meningkatkan ksehatannya.
3.Memelihara Kesehatan berarti mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi
    diri dari  gangguan-gangguan kesehatan dan mencari pertolongan pengobatan
    yg profesional bila sakit
4. Meningkatkan kesehatan berarti  mau dan mampu meningkatkan kesehatan  cegah penyakit, kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak statis
    

Misi Promosi Kesehatan
1.    Advokat (advocate)
Kegiatan advokasi dilakukan terhadap  para pengambil keputusan ata  pembuat kebijakan dari berbagai tingakt dan sektor terkait kesehatan.Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bhwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari para pejabat tersebut.


2.    Menjembatani (mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai arti “mediator” atau”menjebatani” antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan kata lain promosi kesehatan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan  kesehatan.Kemitraan adalah sangat penting sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor kesehatan mampu menangani maslah-masalah kesehatan yang begitu komplek dan luas.

3.    Memampukan (enable)
     Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara  mandiri. Hal ini berarti baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat  promosi kesehatan harus memberikan ketampilan-ketrampilan kepada masyarakat agara mereka mandiri di bidang kesehatan. Ketrampilan di bidang ekonomi, pendidikan dan sosial perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan.

C. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi  dalam bidang promosi kesehatan secara efektif dan efisien diperlukan strategi promosi kesehatan menurut WHO tahun 1984. Strategi promosi kesehatan terdiri 3 hal yaitu:
1.    Advokasi (advocacy)
     Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang orang lain agar orang lain tersebut membanu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam  konten promosi kesehatan advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor dan di berbagai tingkat  sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
2.  Dukungan Sosial (social support)
Stratedi dukungan sosisal adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh  masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar tokoh masyarakat sebgai jembatan antara sektor kesehtan se bagai (pelakasana program) kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.Agar masyarakan mau menerima, mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Bentuk kegiatan dukungan sosial  antara lain adalah pelatihan-pelatihan toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma. Sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para  tokoh masyarakat di berbagia tingkat.
4.    Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan masyarakat adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memlihara dan meningkatkan kesehtan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain; penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan  pengembangan masyarakat dalam bentuk; koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga.Dengan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam memelihara kesehatan merena misalnya terbentuknya dana sehat, pos obat desa, polindes dan sebagainya.
Konferensi Internasional promosi kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan piagam Ottawa (Ottawa charter). Dalam piagam tersebut dirumuskan 5 strategi promosi kesehatan:yaitu
1.    Kebijakan Berwawasan Kesehatan (health public policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau mnguntungkan kesehatan. Dengan kata lain agar kebijakan dalambentuk peraturan, perundangan surat keputusan berorientasi kepada kebutuhan publik.Misalnay adanya peraturan perundangan yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit.
2.    Lingkungan yang Mendukung  (supportive Envirenment)
    Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana atau sarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagai masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung tempat umum antara lain adalah tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air kecil/besar, non perokok dan sebagainya. Dengan kata lain para pengelola tempat umum harus menyediakan sarana dan prasarana untuk memdukung perilaku sehatbagi pengunjungnya.
3.    Reorientasi Pelayanan Kesehatan (reorient Health Services)
Penyelenggara pelanan kesehtan adalah pemerintah dan swasta sedangkan masyarakat sebgai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman ini harus diubah, harus diorientasi lagi bahwa masyarkat bukan hanya sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan tetapi sekaligus sebgai penyelenggara juga akan tetapai dalam batas-batas tertentu. Masyarakat harus diperdayakan  sebagai penyelenggara pelanan kesehatan masyarakat.Dalam proses reorientasi ini promosi kesehatan sangat penting.
4.    Keterampilan Individu (Personal Skill)
Keseahatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga dan kelompok. Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu, keluarga dan kelompoktersebut terwujud.Strategi mewujudkan ketrampilan individu dalam memlihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah  awal dari peningkatan ketrampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,meningkatakan kesehatan
5.    Gerakan Masyarakat (community action)
Dalam masyarakat harus ada gerakan atau kegiatan-kegaitan untuk kesehatan. Oleh sebab itu promosi kesehatan harus mendorong dan mamacu kegiatandalam masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat dibidang kesehatan niscaya tidakterwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.



D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN
Sasaran promosi kesehatan adalah:
1.    Sasaran Primer
     Sesuai misi pemberdayaan. Misalnya : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui,
     anak  sekolah.
2.    Sasaran Sekunder
     Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
     agama
3.    Sasaran Tersier
     Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke
     daerah

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup promosi kesehatan  dikelompokkan dalam 2 kelompok bidang ilmu dicakup  promkes  dikelompokkan  2  bidang  yaitu   ilmu  perilaku  sebagai  dasar membentuk  perilaku  manusia  dan  ilmu-ilmu  yang  diperlukan  untuk intervensi perilaku.

Ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan pada 2 Dimensi, yaitu : dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan dan dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan ( Setting )

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan secara garis besaranya terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu:
1.    Palayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotid  adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini dilaksanakan oleh kelompok kesehatan masyarakat.
2.    Pelayanan kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan  kelompok masyarakat yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.

Berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini promosi kesehatan mencakup 4 aspek pelayanan yakni:
1.    Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.
2.    Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan preventif adalah  kelompok orang sehat juga terutama yang beresiko tinggi (higt risk) misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok, kelompok obesitas, para pekerja sex. Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjadi/ terkena sakit.


3.    Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan kuratif adalah para penderiita penyakit (pasien) terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti asma, diabetes melitus, tubercolosis, rematik, hipertensi. Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.
4.    Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan rehabilitatif adalah kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.Promosi kesehatan pada tingkat ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat penyakit (tertiery prevention)

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan) yaitu:
1.    Tatanan Keluarga (rumah tangga)
Unit terkecil masyarakat adalah keluarga. Untuk mencapai perilaku sehat masyarakat maka harus dimulai pada tatanan keluarga. Keluarga adalah tempat persemaian anggota masyarakat oleh sebab itu bila persemaiannya jelek maka  jelas akan berpengaruh pada masyarakat. Agar keluarga menjdai tempat yang kondusif untuk tumbuhnya perilaku sehat bagi anak sebagai anggota masyarakat maka promosi kesehatan sangat berperan. Sasaran utama promosi kesehatan ini adalah orang tua, terutama ibu. Karena ibulah didalam keluarga itu yang sangat berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-nak mereka sejak lahir.
2.    Tatanan Sekolah
Sekolah adalah tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak termasuk perilaku kesehatan. Sekolah merupan perpanjangan tangan keluarga. Peran guru dalam promosi kesehatan sangat penting karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang tuanya. Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif untuk berprilaku sehat bagi anak-anak.Agar guru dan lingkungan sekolah tetap kondusif bagi perilaku sehat bagi murid-muridnya, maka sasaran antara memperoleh pelatihan-pelatihan tentang kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan meneruskannya kepada murid-muridnya.
3.    Tatanan tempat kerja
Tempat kerja adalah tempat dimana orang dewasa memperoleh nafkah untuk kehidupan keluarganya, melalui produktivitas atau hasil kerjanya.  Selama lebih kurang 8 jam perhari pekerja menghabiskan waktunya untuk menjalankan aktivitasnya. Resiko masing-masing pekerja berbeda satu dengan lainnya, tergantung jenis dan lingkungan kerja masing-masing karyawan. Promosi kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi perilaku sehat karyawan atau pekerjanya.Misalnya tersedianya pembuangan kotoran, tempat sampah, ruang istirahat, air bersih dan sebagainya.


4.    Tatanan tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum adalah tempat dimana orang-orang berkumpul pada waktu tertentu misalnya bandara, stasiun kereta api, pasar, mall dan sebagainya. Ditempat-tempat umum perlu  disediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya misalnya tersedianya tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi perokok, kantin dan sebagainya.
5.    Tatanan institusi pelayanan Kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, poliklinik, tempat praktik dokter  dan sebagainya. Tempat pelayanan kesehatan sangat strategis untuk promosi kesehatan sebab pada orang sakit atau keluarga orang yang sakit akan lebih peka terhadap informasi informasi kesehatan terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatannya. Mereka akan lebih menerima informasi bahkan  berprilaku yang terkait dengan kesehatannya. Contohnya pasien atau keluarga mematuhi anjuran-anjuran dari dokter, perawat dan petugas kesehatan yang lainnya. Pelaksanan promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan dapat dilakukan baik secara individu oleh petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga atau dapat dilakukan dengan kelompok-kelompok tertentu misalnya kelompok penderita penyakit tertentu.


BAB II
METODE  PROMOSI KESEHATAN

A.  DEFINISI METODE PROMOSI KESEHATAN
Hakekat dari pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesean tersebut masyarakat , kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehtan yang lebih baik.Pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.Hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya promosi kesehtan diharapka dapat membawa akbibat terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Promosi/pendidikan kesehatan sebgai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses  pendidikan yaitu masukan, faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidikan atau petugas yang  melakukannya dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Agar mencapai hasil yang maksimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Kondisi ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus  menggunakan cara tertentu . Materi dan alat harus disesuaikan dengan sasaran. Untuk sasaran kelompok  metodenya harus berbeda dengan sasaran massa demikian juga dengan sasaran individu.Sasaran massa harus berbeda dengan sasaran individual.
Pengertian Metode dalam Promosi Kesehatan Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti “ jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu” Metode adalah cara teratur/sistematis yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki
B. JENIS METODE PROMOSI KESEHATAN
Beberapa metode promosi kesehatan adalah metode individual, metode kelompok dan metode massa(publik).
1.    Metode Individual (Perorangan)
Metode individual  dalam pendidikan kesehatan digunakan untuk membantu perilaku baru atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Contohnya seorang ibu hamil yang tertarik terhadap imunisasi tetanus toksoid (TT) setelah mendapat/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan agar ibu hamil segera minta imunisasi adalah ibu hamil tersebut didekati secara perorangan. Pendekatan pada perongan diartikan tidak hanya ibu saja yang didekati tetapi juga suami atau keluarga dari ibu hamil tersebut.
Bentuk pendekatan pada metode individual antara lain:
a.       Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara petugas kesehtan dengan klien ditujukan untuk menggali informasi mengapa individu tidak atau belum menerima perubahan, individu tertarik atau belum mnerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mem[punyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam.
b.      Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas kesehatan lebih intensif .Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

2.    Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
a.       Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara lain ceramah dan seminar.
1.      Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2.      Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b.      Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah:
1.      Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi peserta diskusi.
2.      Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3.      Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok
4.      Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5.      Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya sebagai pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan  misalnya bagaimana interaksi  atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6.      Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara permainan persis  seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah) selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber

3.    Metode Massa (publik)
Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang  ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian, cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak membedakan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian ruapa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
   Dalam  hal  ini  para  penyuluh  tidak langsung berhadapan secara tatap muka
   dengan sasaran, tetapi ia  menyampaikan pesannya dengan perantara (media).  
   Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb

2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan Perorangan
    Dalam  hal  ini  para  penyuluh  berhubungan  secara langsung maupun tidak
    langsung  dengan  sasaran  secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah
    hubungan telepon, dan lain-lain

b. Pendekatan Kelompok
    Dalam  pendekatan  ini  petugas promosi  berhubungan  dengan  sekolompok
    sasaran. Beberapa metode  penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
    lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain

c. Pendekatan Masal
 Petugas   promosi   kesehatan   menyampaikan   pesannya   secara  sekaligus
 Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
 golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
 tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll

3. Berdasarkan Indera Penerima
a.    Metode Melihat/Memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film

b.    Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll

c.    Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium,diraba dan dicoba)

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING METODE
1. Kunjungan Rumah
    Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan
    masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa mereka
    berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.


Cara melakukannya metode kunjungan rumah dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :
1.    Ada maksud dan tujuan tertentu
2.    Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu
3.     Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu
4.     Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil
5.     Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-metode lainnya tidak mungkin.

Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :
1.    Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian
2.    Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan memotong
pembicaraannya
3.    Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya
4.     Bicara dalam gaya yang menarik sasaran
5.     Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan suasana
menyenangkan
6.     Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan
7.     Jangan memperpanjang mempersilat lidah
8.     Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik
9.     Harus jujur dalam mengajar maupun belajar
10. Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan
11. Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji
12. Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga
      sasaran. Ini akan menjalin persahabatan

Kelebihan metode kunjungan rumah adalah :
1.     Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan
2.     Membina persahabatan
3.     Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima
4.     Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik
5.     Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi kurang
6.     Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya
7.     Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi

Keterbatasan metode Kunjungan rumah adalah :
1.    Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas
2.     Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas sekali
3.    Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya

2. Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana
disampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.


Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti :
1.     Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait
2.     Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara
3.     Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)
4.     Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.

Hal-hal yang  perlu diperhatikan saat pertemuan umum adalah :
1.    Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang segar
2.    Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat
3.    Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan
4.    Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan
5.    Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat
6.    Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
7.    Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan
8.    Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir
9.    Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat
10.Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)
11.Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikan

Kelebihan metode pertemuan kelompok adalah :
1.    Banyak orang yang dicapai
2.    Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya
3.    Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan
4.    Segala macam topik/judul dapat diajukan
5.    Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya
6.    Kekurangan / keterbatasannya :
7.    Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup
8.    Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
9.    Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran
10.Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat
     mengurangi jumlah kehadiran

3. Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit
pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari
peserta yang hadir.Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang
lebih rinci dan mendetail sertapertukaran pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan.

Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk :
1.    Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta
2.     Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta
3.     Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja
4.    Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yangdiajukan
5.     Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat.

4. Demonstrasi cara atau percontohan
Demontrasi   adalah  memperlihatkan  secara  singkat  kepada  suatu  kelompok
bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.

Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan, seperti :
1.        Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yangdiperlukan
2.        Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam diskusi
3.        Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan keinginan peserta untuk bertanya-tanya
4.        Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan perilaku yang baru
5.        Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan demostrasi itu Anjuran :
6.        Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat
7.        Demonstrasi dilakukan tepat masanya
8.        Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak perhatian danpeserta
9.        Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang
10.    Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut
11.    Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat

Kelebihan / keuntungan metode demontrasi adalah::
1.    Cara mengajar ketramilan yang efekif
2.     Merangsasang kegiatan
3.    Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri

Kekurangan / keterbatasannya metode demontrasi adalah :
1.     Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
2.     Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk


BAB III
MEDIA PROMOSI KESEHATAN


A.PENGERTIAN MEDIA
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untukmemperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi.

B. KEGUNAAN MEDIA
Alat peraga sering digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
2. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh
    sasaran

Keuntungan penggunaan alat peraga jika digunakan secara baik adalah:
1.    Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2.    Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3.    Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
4.    Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5.    Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

C. JENIS / MACAM MEDIA
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
1.    Benda asli,
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Benda asli merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Akan tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu mengajar.  Yang termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :1). benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb. 2). Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dll.3). Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll

2.    Benda tiruan,
Benda tiruan adalah  alat peraga yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain. Contoh benda tiruan:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd0FNS51NlrT3swTczFiPyv0b65wJafSh9kBu7tnrFQsSnRRNRXpPHRbRymWMql1X53LF8lOlOXg9cUdxxDuGEZATnIhFUjHCTboRm0F9rOYoMw2TIZTwiIl0vmTU6G7FT-dLMnzLMvlY/s1600/P1010053.JPG

3.    Gambar/Media grafis
    Gambar adalah alat peraga yang dibuat atau didesain sesuai dengan isi atau pesan yang akan disampaikan. Contoh alat peraga gambar adalah: poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.Contoh gambar karikatur hipertensi:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV0AQH2FzIXlRp-mNzdAbriKiMIDdJPNUpg509D3STFv_cnNmd_DsXynZ6bVUAETINYG59bnZxargU2hohinQ6JXOrqNUImKzgH-gBbgFtbI0Ji9iFcBKHOagQOJYmTJ4su3gb1vafJA/s1600/penyebab-darah-tinggi-dan-atasi.jpg



4.    Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit katakata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak. Contoh poster hipertensi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvEX16QJhP7QSG4OWzuaUhh1rhwljl01VSKT1-YdhrbpE21Wk6bmiRAcbobAjCDCgNejtuTytiJPxMX1YnUC89tZ38ZxVYNI2aCY8nqJlElX6-OJs6-fPdO9yTjRRwlarLr3MnqfO7Tzg/s1600/tekanan+darah+tinggi.gif

5. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy. Contoh leflet hipertensi

https://fazansehatindonesia.files.wordpress.com/2013/01/leaflet-hipertensi-1.jpg


5.    Gambar alat optik.
    Contoh gambar alat optik adalah: photo, slide, film, dll
    Contoh slide hipertensi:

LEMBAR BALIKDISUSUN OLEH :IKA MUTTHOHIROH     INTAN KUSUMA W  IRAWAN BAYU SINDATUL KHIQMAH     IQMAL ROZAQI    LAYINUL FAT...LEMBAR BALIKDISUSUN OLEH :IKA MUTTHOHIROH     INTAN KUSUMA W  IRAWAN BAYU SINDATUL KHIQMAH     IQMAL ROZAQI    LAYINUL FAT...




a.    Photo
    Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
1.      Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatansuatu desa untuk merubah kebiasaan buang air besar (BAB) nya di jamban sehingga mendapat pengakuan resmi dari Bupati.
2.      Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dantidak disimpandalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll

b.   Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang

c.    Film
Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun
bernuansa edukatif.


BAB IV
PEMBERDAYAAN  MASYARAKAT  DALAM  PROMOSI KESEHATAN
A.DEFINISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Menurut kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat chambers, pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menerangkan nilai-nilai sosial. konsep ini mencerminkan paradigma basis pembangunan yang bersifat people centered, participatory, empowering dan sustainable.

Dari definisi diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang lebih luas daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. pemberdayaan masyarakat lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagi sumber, pelaku dan yang menikmati hasil pembangunan. dengan kata lain pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat indonesia.

Pemberdayaan dapat didefinisikan sebagai:
a.    Memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain (to give power or authority)
b.    Upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (To give ability to or enable)
Mendelegasikan wewenang pada hakikatnya adalah memberikan kepercayaan kepada orang/pihak lain yang kita anggap cukup mempunyai kemampuan. Pendelegasian bukan suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pemikiran yang matang. Orang yang diberikan wewenag ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang ketat, sehingga pendelegasian tidak menyebabkan terganggunya pekerjaan secara keseluruhan.

Pemberdayaan adalah suatu proses aktif dimana masyarakat yang diberdayakan harus berperan serta aktif  (berpartisipasi) dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian mestinya masyarakat akan mempunyai pengalaman aktual yang sangat bermanfaat  untuk mengembangkan program sejenis di masa mendatang

B.LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang yakni sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil pemberdayaan masyarakat dalah perubahan yang signifiakan dalam aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan masyarakat yang seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun (Reuburn, 1993)

Pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa komponen sebagai berikut:
1.    Pemberdayaan personal
2.    Pengembangan kelompok kecil
3.    Pengorganisasian masyarkat
4.    Kemitraan
5.    Aksi sosial dan politik

Pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang luas untuk itu pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Merangcang keseluruhan program,
     Merancang program yang termasuk didalamnya adalah kerangka waktu kegiatan, ukuran program,serta memberikan perhatian kepada kelompok masyarakat pinggiran. Perencanaan program dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatoris. Agen perubahan (pemerintah  dan LSM) dan masyarakat bersama-sama menyusun perencanaan. Perencanaan partsipatoris  dapat mengurangi terjadinya konflik yang mungkin muncul antara kedua pihak selam progan berlangsung dan sesudah program dievaluasi.
2.    Menetapkan tujuan
Tujuan promosi kesehatan biasanya dikembangkan pada tahap perencanaan dan biasanya berpusat pada mencegah penyakit, mengurangi kesakitan dan kematian dan menagemen gaya hidup melalui upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan dengan kesehatan. Tujuan pemberdayaan biasanya berpusat pada bagaimana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang berpengaruh pada kesehatan dan  kehidupan masyarakat.
3.    Memilih strategi pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang terdiri dari lima pendekatan yaitu pemberdayaan, pengembangan kelompok kecil, pengembangan dan pengorganisasian  masyarakat,  pengembangan dan penguatan jaringan antarorganisasi dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan meliputi; pendidikan masyarakat, fasilitas kegiatan yang bersal dari masyarakat sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota masyarakta, fasilitasi upaya mengembangkan jejaring antarmasyarakat, serta advokasi kepada pengambilan keputusan.
4.    Implementasi strategi dan managemen
Implementasi strategi serta managemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a.         Meningkatkan peran serta pemercaya (stakholder),
b.         Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c.         Mengembangkan kepemimpinan lokal
d.        Membangun keberdayaan struktur organisasi
e.         Meningkatkan mobilisasi sumber daya
f.          Memperkuat kemampuan stakholder untuk bertanya mengapa
g.         Meningkatkan kontrol stakeholder atas managemen program
h.         Membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar
5.    Evaluasi Program
Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung lambat dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan sempurna.Seirng terjadi hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai. Oleh karenanya akan lebih tampak jika evaluasi diarahkan pada proses pemberdayaannya daripada hasilnya. Hal yang dievaluasi dalam pemberdayaan adalah:
a.         Jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan
b.         Jumlah kegiatan yang bersifat pendekatan dari bawah (botton Up)
c.         Jumlah pelaku kegiatan yang mereka melakukan belajar sambil bekerja
       (learning by doing)

C.PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Rothman (dalam Rothman dan Tropman, 1987) mengkatagorikan pengorganisasian masyarakat menjadi 3 yaitu:
1.      Locality developmen (pengembangan lokal)
2.      Social planning ( perencanaan sosial)
3.      Social action (aksi sosial)

Locality developmen (pengembangan lokal) adalah kegiatan yang berorientasi pada proses (dimana tujuannya juga memberikan pengalaman belajar yang aktif kepada masyarakat), meneankan akan pentingnya konsensus (kesepakatan) diantara anggota masyarakat, kerjasama, membangun identitas dan kebanggaan sebagai anggota  masyarakat, serta perasaan kepedulian sebagai bagian dari masyarakat tersebut. Proses pengorganisasian masyarakat dapat berlangsung secara optimal jika partisipasi masyarakat dalam  menetapkan tujuan dan melaksanakan tindakan dapat ditumbuhkan.

Social planning ( perencanaan sosial) adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, menekankan pentingnya metode pemecahan masalah yang bersifat rasional emperis (pengalaman sudah membuktikan), yang kerapkali dilakukan oleh tenaga ahli dari luar.

Social action (aksi sosial) merupakan kegiatan yang mementingkan proses namun juga hasil. Social action mempunyai tujuan untuk melakukan tranformasi yang bersifat menyeluruh dalam bidang-bidang kemasyarakatan, menata strukutr kekuasaan dan sumber sumber pengambilan keputusan.

Namum pengorganisasian masyarakat mengandung beberapa kelemahan oleh sebab ituWallerstein dan sanchez-Merki (1994) mengusulkan pendekatan baru yang disebut kollaborasi pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Konsep ini dianggap lebih tepat karena terminologi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat lebih cocok, sebab ditinjau dari konsep promosi kesehatan, pemberdayaan  dan pebangunan mendorong peningkatan kapasitas masyarakat sehingga lebih mendekat pada program-program.

D. PARTISIPASI
Partisipasi adalah proses serta aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang kegiatan. Dalam kontek pembangunan kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan diantara masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan, implementasi dan berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan kesehatan, pengembangan program kemandirian dalam kesehatan, sampai dengan mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastruktural kesehatan.
Partisipasi adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan, implementasi program, evaluasi serta memperoleh manfaat dari keterlibatannya dalam pengembangan program. Partisipasi adalah suatu proses sosial dimana anggota suatu kelompok masyarakat yang tinggal pada wilayah geografis tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya, mengambil keputusan dan memantapkan mekanisme untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Heller partisipasi memberikan beberapa manfaat diantaranya:
1.      Meningkatkan kualitas teknis dari pengambilan keputusan
2.      Meningkatkan kenyamanan
3.      Meningkatkan komunikasi
4.      Memberikan latihan kepada bawahan
5.      Memfasilitasi perubahan

Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut terpenuhi:
1.      Adanya rasa saling percaya antara anggota dalam masyarakat, maupun antara anggota masyarakat dan pihak petugas. Ketidakpercayaan dan saling curiga dapat merusak semangat untuk berpartisipasi yang mulai tumbuh.Rasa saling percaya diciptakan melalui suatu niat baik untuk melakukan sesuatu dami kesejahteraan masyarakat.
2.      Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan atau program. Sering terjadi masyarakat bersikap masa bodoh terhadap program-program apapun yang berlangsung di wilayah tempat tinggalnya.
3.      Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat. Konsep ini penting karena masyarakat biasanya bersikap praktis. Kalau bisa manfaat dari program segera dapat dinikmati.
4.      Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin masyarakat, terutama pada masyarakat yang bercorak paternalistik

Carry (1970) mengatakan bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga kondisi terpenuhi:
1.      Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
2.      Mampu berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbang saran yang kontruktif untuk program.
3.      Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
Ketiga kondisi itu harus hadir secara bersama-sama.Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka untuk berpartisipasi, maka orang tidak akan berpartisipasi.

Menurut Chapin (1939), partisipasi dapat diukur dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu:
1.      Kehadiran individu dalam pertemuan-pertemuan.
2.      Memberikan bantuan dan sumbangan keuangan
3.      Keanggotaan dalam kepanitiaan kegiatan
4.      Posisi kepemimpinan
Berdasarkan teori chapin, maka partisipasi yang tertinggi dilakukan oleh pemimpim.Meskipun terlihat agak kontroversial, namun bisa dipahami, karena dalam kontek kepemimpinan, walupun jumlahnya paling sedikit, pemimpin menentukan keberhasilan organisasi.
Peran-peran dalam partisipasi program menjadi tiga menurut Sutton dan Kalaja (1960);
1.      Pelaku, adalah pihak yang mengambil peran dan tindakan aktif dalam program.
2.      Penerima, adalah pihak yang nantinya akan menerima manfaat dari program yang dijalankan.
3.      Publik, adalah pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program, tetapi dapat membantu pihak pelaku.
Sulton menggambarkan bahwa dalam partisipasi masyarakat dalam kenyataan, memang ada kelompok masyarakat yang melaksanakannya secara aktif, sehingga cocok disebut pelaku. Kelompok publik adalah kelompok yang cukup besar potensinya, serta mempunyai kemampuan untuk menjangkau kelompok pelaku.
E.MENUMBUHKAN PARTISIPASI
Partisipasi harus ditumbuhkan. Ada 5 cara menumbuhkan partisipasi masyarakat yaitu:
1.      Terapi pendidikan
Suatu proses yang dirancang untuk mengembangkan rasa percaya diri dan akhirnya keyakinan bahwa yang bisa menolong adalah diri sendiri. Dalam terapi pendidikan dilakukan upaya-uapaya memberikan pelatihan dimana anggota masyarakat saling bekerjasama untuk memecahkan masalah masalah yang mereka hadapi, serta merasakan manfaat bekerjasama dan memetik nilai-nilai tertentu dalam kerjasama tersebut.
2.      Perubahan prilaku
Bertujuan untuk memasukkan perubahan perilaku sebagai perubahan sistem atau subsistem.
3.      Menambah Staff
Penambahan staff bertuuan untuk menggali kemampuan, ketersediaan waktu dan keahlian individu guna mencapai tujuan. Strategi ini bisa dilakukan dengan cara menggali potensi yang berasal dari dalam masyarakat tersebut. Kedua; mengidentifikasi dan memanfaatkan kemampuan pihak luar.
4.      Kooptasi
Kooptasi adalah upaya menanamkan suatu yang baru terhadap kepemimpinan atau penentu kebijakan sehingga dianggap sangat penting untuk mendorong peran serta segenap anggota masyarakat
5.      Kekuatan masyarakat
Strategi kekuatan masyarakat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melawan pihak lain.Strategi ini dapat digunakan untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dengan cara mengangkat tema-tema yang langsung menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Berbagai bentuk aksi sosial dapat dilakukan misalnya dengan unjuk rasa, memboikot dan pemogokan.

BAB V
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

A.DEFINISI
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penentuan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Dalam membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan  harus terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan dan promotor kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam proses perencanaan promosi kesehatan sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya dan berkesinambungan

Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga fase yaitu; perencanaan, implementasi dan evaluasi dimana ketiga fase tersebut akan mempengaruhi hasil.

Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat perencanaan akan terlihat selama proses implementasi, demikian juga halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses perencanaan.

Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan dilanjutkan.Selain itu evaluasi diperlukan untuk pemantauan dari promosi kesehatan dan sebagi alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya.

B.  LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

Langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan adalah;
1.    Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
a.    Diagnosa masalah
b.    Menetapkan prioritas masalah
2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
a.    Menentukan tujuan promosi kesehatan
b.    Menentukan sasaran promosi kesehatan
c.    Menentukan isi promosi kesehatan
d.   Menentukan metode yang akan digunakan
e.    Menentukan media yang akan digunakan
f.     Menentukan rencana evaluasi
g.    Menyusun jadwal pelaksanaan

a.    Diagnosa masalah
Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualita hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya.

c.    Menetapkan prioritas masalah
Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah:
1.      Menentukan status kesehatan masyarakat
2.      Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
3.      Menentukan hubungan antara status  kesehatan dengan pelayanan kesehatan di masyarakat.
4.      Menentukan determinan maslah kesehatan masyarakat meliputi tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang dianut.
Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti:
1.      Berat masalah dan akibat yang ditimbulkannya
2.      Pertimbangan politis
3.      Sumber daya yang ada di masyarakat.

d.   Menentukan Tujuan
Agar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan apa yang diinginkan, maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:
1.    Specific
2.    Measurable
3.    Appropriate
4.    Reasonable
5.    Time bound

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a.       Tujuan program (Program Objective)
Merupakan pernyataan apa yang akan dicapai dalam periode tertentu dengan status kesehatan. Pada tujuan ini harus mencakup who will do how much of what by when. Tujuan program sering disebut dengan tujuan jangka panjang.
b.      Tujuan pendidikan (Educaional Objective)
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada. Olehh sebab itu tujuan pendidikan sering disebut dengan tujuan jangka menengah.
c.       Tujuan perilaku (Behavioral objective)
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tecapai pperilaku yang diinginkan. Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dan disebut dengan tujuan jangka pendek.

e. Menentukan sasaran promosi kesehatan
     Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatn tidak selalu sama, oleh sebab itu kita harus menetapkan sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Didalam promosi kesehatan yang dimaksud adalah kelompok sasaran yaitu individu, kelompok maupun keduanya.

f. Menentukan isi promosi kesehatan
     Isi  promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujuakn untuknya sebagai akibatnya sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.

g. Menentukan metode yang akan digunakan
     Mmenentukan metode dalampromosi kesehatan harus dipertimbangkan tentang aspek yan akan dicapia. Bila  mencakup aspek pengetahuan maka dapat dilkukan dengan cara penyuluhan langsung, pemasagan poster, spanduk, penyebaran leflet. Untuk aspek sikap maka kit aperlu memberikan contoh konkret yang dapat menggugah emosi, perasaan dan  sikap sasaran. Bila untuk kemampuan ketrampilan  tertentu maka sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba ketrampilan tersebut.

h.Menentukan media yang akan digunakan
Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah dengan mnggunakan media, oleh karena itu hampir semua program pendidikan kesehatan selalu menggunakan berbagai media.Media yang dipilih harus tergantung pada sasarannya, tingkat pendidikannya, aspek yang ingin dicapai, metode  yang digunkan dan sumber data yang ada.

i.Menentukan rencana evaluasi
     Disini baru dijabarkan tentang kapan evaluasi  akan dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana  akan dievaluasi dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.

j.Menyusun jadwal pelaksanaan
     Merupaka penjabaran dari waktu tempat dan pelaksanaan yang biasanya dsajikan dalam bentuk gan chart.



BAB VI
PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

A. DASAR PELAKSANAAN
Dasar Promosi Kesehatan di Puskesmas adalah:
1.    KEPMENKES RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2.    KEPMENKES RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan NasionalPromosi  Kesehatan
3.    KEPMENKES RI No. 1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
4. KEPMENKES RI No. 585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatandi PUSKESMAS

https://puskesmasba1.files.wordpress.com/2009/05/p1010034.jpg

B.DEFINISI PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS
     Promosi Kesehatan Puskesmas  bertujuan sebagai upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.

C. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Pemberdayaan
Upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.


a.  Pemberdayaan Individu
     Pemberdayaan oleh Petugas Puskesmas kepada: Individu yang datang ke Puskesmas  dam Individu yg menjadi sasaran Kunjungan:            Perkesmas, UKS.Tujuannya adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan.Misalnya: Ibu yg mendapat pelayanan pengobatan untuk          balitanya dapat disampaikan manfaat menimbang balita untuk memantau tumbuh kembang balitanya. Ibu yang dikunjungi rumahnya oleh petugas         karena berhenti memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Penderita yang tidak datang mengambil obat TBC di Puskesmas.
         
  Metode yg digunakan berupa pilihan atau kombinasi adalah dialog, demonstrasi ,konseling, bimbingan. Media komunikasi yg digunakan berupa pilihan atau kombinasi yaitu lembar balik,leaflet, gambar/Foto, poster.

b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan oleh Petugas Puskesmas kepada yaitu keluarga dari Individu yang ke Puskesmas, Keluarga yg berada diwilayah kerja Puskesmas. Tujuannya adalah memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan keluarga tersebut.Misalnya: BAB di jamban, konsumsi garam beryodium, menguras bak mandi, menutup Persediaan Air.

c. Pemberdayaan Masyarakat
     Pemberdayaan terhadap masyarakat oleh Petugas Puskesmas merupakan upaya penggerakan dan pengorganisasian masyarakat dengan cara:
     1. Membantu masyarakat mengenal masalah kesehatan    sehingga menjadi
         masalah bersama
     2.  Masalah dimusyawarahkan untuk dipecahkan bersama
     3. Masyarakat melakukan upaya-upaya agar masalah        tersebut tidak menjadi
         masalah lagi, dengan dukungan dari Puskesmas

Pemberdayaan masyarakat yg berwujud UKBM yang harus dilakukan oleh Puskesmas yaitu:
       1. Upaya KIA: Posyandu, Polindes, Bina      Keluarga Balita.
       2. Upaya Pengobatan: Pos Obat Desa, Pos    Kesehatan Desa.
       3. Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti     Pemulihan Gizi, KADARZI.
       4. Upaya Kesehatan Sekolah

II. Bina Suasana
  Upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Sasarannya adalah
     1. Keluarga, Penjenguk Pasien
     2. Tokoh Panutan
     3. Kelompok Pengajian
     4. Petugas Kesehatan  adalah: Dokcil,       Penyertaan      Guru/Ortu/Wali,  
        SBH, Poskestren.
     5. Upaya Kesehatan Lingkungan: Pokmair, Desa Percontohan Kesehatan
         lingkungan

       III. Advokasi
       Upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yg terkait (tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan Puskesmas berdaya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
       Sasaran di tingkat Puskesmas:
       1. Camat
       2. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama
       3. LSM, Pengusaha
       4. Media Massa
      
      IV.Kemitraan
     Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan sasarannya (pasien maupun pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Pihak terkait misalnya: kelompok profesi, pemuka agama, LSM, Media Massa dll
     Tiga prinsip kemitraan adalah:
     1. Kesetaraan: Tidak ada hubungan hirarkis          (atas-bawah) tetapi dilandasi  
         kebersamaan
     2. Keterbukaan: Itikad yang jujur, sesuai fakta     dan tidak menutup-nutupi  
         sesuatu
     3. Saling Menguntungkan: semua pihak terkait

D.PENDUKUNG PELAKSANAAN PROMKES DI PUSKESMAS
I.     Metode Dan Media
   Metode baik pemberdayaan, bina suasana maupun advokasi adalah metode komunikasi harus memperhatikan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi, sos bud serta ruang dan waktu. Media atau sarana informasi dipilih mengikuti metode yang telah ditetapkan dan memperhatikan sasaran penerima informasi.

II.Sumber Daya
1.      Sumber daya manusia (SDMinimal D 3 Kesehatan + minat dan bakat di bidang Promosi: 1 orang, dengan kompetensi umum: Membantu Nakes lain merancang Pemberdayaan Masyarakat, Melakukan Bina Suasana dan Advokasi.

2, Sarana dan Peralatan Promkes



E. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG
     PUSKESMAS
1. Tempat Pendaftaran
        Penyebaran Informasi melalui Media, seperti: Poster, Leaflet, Selebaran yg dpt dipasang                 didepan loket pendaftaran. Jenis Informasi antara lain:
       - Alur Pelayanan Puskesmas
       - Jenis Pelayanan Puskesmas
       - Denah Puskesmas
       - Informasi masalah kesehatan yg menjadi isu saat itu
       - Peraturan Kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang meludah
         sembarangan, membuang sampah pada tempatnya

2. Di Poliklinik

  1. Memberikan salam kepada pengunjung Puskesmas termasuk Promosi kesehata
  2. Komunikasi awal yg baik menimbulkan kesan dan menyejukkan untuk mengurangi beban
  3. yang diderita.  Tentang penyakit dan obatnya, dibuka klinik khusus untuk Konsultasi ata
  4. Konseling. Guna memudahkan perlu media (alat peraga): lembar balik, poster, gambar atau
  5. model anatomi, brosur (leaflet) yang bisa dibawa pulang.Diruang tunggu Poliklinidipasang
  6. Media seperti Poster, selebaran dengan sasaran orang yang mengantarkan pasien.
  7. Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya, mendorong pasien untuk berperilak
  8. sesuai yg dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat segera
  9. diatasi.

3. Di Ruang Rawat Inap
    Di Tempat Tidur
   Petugas mendatangi pasien yg belum dapat atau sulit meninggalkan tempat tidur, menggunakan alat
   peraga atau media: lembar balik, gambar, foto yg sedikit kata-kata.Penggunaan Bahan Bacaan   
   (Biblioterapi)
         Bahan bacaan dari perpustakaan selain mendukung pengetahuan petugas juga bagi pasien dalam
         rangka upaya penyembuhan. Bagi pasien yang sulit membaca, petugas membantu membacakan 
         sambil melakukan promosi kesehatan.
3.           Penyuluhan Berkelompok
        Terhadap pasien yg sudah dapat meninggalkan tempat tidur dapat dilakukan Promkes berkelompok     (3-6 orang) di ruang khusus atau sekali-kali di halaman sekaligus sosialisasi dan rekreasi.
4.          Pemanfaatan Ruang Tunggu
      Ruang tunggu dapat digunakan sebagai sarana untuk bina suasana bagi para penjenguk dan pengantar pasien. Pada dinding ruang tunggu dipasang berbagai Poster, boks berisi selebaran (leaflet) yang boleh diambil secara gratis.
5.      Pendekatan Keagamaan
S   Suasana yg mendukung terciptanya perilaku untuk penyembuhan juga melalui pendekatan keagamaan oleh petugas maupun dibantu pemuka agama
     
      4. Di Laboratorium
  1. Kesadaran yang ingin diciptakan:
            - Pasien: ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter.
            - Pengunjung/Pengantar: memantau kondisi kesehatan agar
              tetap sehat.
  1. Media yang disediakan bersifat swalayan: Poster atau Leaflet yang dapat diambil gratis, karena pengunjung tidak tinggal terlalu lama.

5. Di Kamar Obat
  1. Kesadaran yang ingin diciptakan:
            - Manfaat dan keuntungan menggunakan obat generik
            - Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat
              sesuai dengan petunjuk dokter
            - Pentingnya memelihara TOGA dalam memenuhi
              kebutuhan obat-obatan sederhana
  1. Media yang disediakan bersifat swalayan: Poster atau Leaflet yang dapat diambil gratis, dapat juga dioperasikan tape recorder/player menyampaikan pesan-pesan tersebut.

6. Di Tempat Pembayaran
  1. Salam hangat dan ucapan selamat semoga bertambah sehat, sampaikan pula jangan ragu-ragu datang kembali saat membutuhkan pertolongan.
  1. Diingatkan kembali untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan dilingkungannya.

7. Di Klinik Khusus
  1. Klinik khusus untuk pelayanan yg perlu mendapat tambahan: Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Remaja dll
  2. Klinik memberikan layanan konseling, membantu pemecahan masalah yang dirujuk poliklinik atau pelayanan KIA dan KB, beberapa prinsip:
            - Memberikan suasana gembira dan semangat hidup
            - Menghargai pasien/klien sepenuh hati
            - Melihat pasien/individu sebagai subyek
            - Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan
            - Memberikan keteladanan

8.  Di Halaman
  1. Di Tempat Parkir
            Dilakukan Promkes yang bersifat umum seperti: Pentingnya PHBS, Seruan Presiden tentang Kesehatan, Obat Generik Berlogo, Bahaya Merokok, Bahaya Napza dan Miras berupa Baliho/Billboard.
2.      Di Taman Puskesmas
            Taman dimanfaatkan untuk tanaman yang berkhasiat obat sebagai Taman Obat Keluarga (TOGA) dan patung-patung hewan sumber protein selain menambah keindahan taman juga dapat menjadi sarana Promosi Kesehatan.
3.      Di Dinding Puskesmas
            Di dinding Puskesmas ditampilkan pesan-pesan Promkes dalam bentuk Poster.
4.      Di Pagar Pembatas Kawasan Puskesmas
            Dilakukan pemasangan spanduk-spanduk khususnya yang berbatasan dengan jalan misalnya pada saat Kampanye    Hari Kesehatan Nasional, Kampanye Hari AIDS dll.
5.      Di Kantin/Kios di Kawasan Puskesmas
            Tampilkan pesan-pesan: Konsumsi Gizi Seimbang dalam bentuk-bentuk Poster, neon box, leaflet, brosur atau selebaran yang diambil secara gratis.
6.      Di Tempat Ibadah
            Tampilkan pesan-pesan kesehatan dikaitkan perintah agama dalam bentuk-bentuk Poster, leaflet, brosur atau selebaran yang diambil secara gratis seperti Kesehatan Jiwa, Kebersihan/Kesehatan Lingkungan.

F.   KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG
    PUSKESMAS
Promkes di luar gedung Puskesmas sebagai suatu upaya untuk meningkatkan PHBS melalui Pengorganisasian Masyarakat. Pengorganisasian Masyarakat menjadi suatu proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelaksanaan, pencatatan dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya yg berkaitan dengan PHBS.

     Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas kesehatan melaksanakan hal-hal sbb:
  1. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi program PHBS berdasarkan prioritas masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi.
  2. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat.
  3. Bersama-sama melaksanakan program secara efektif dan efisien.
  4. Ikut memantau dan membina.
  5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan.
    
     Pelaksanaan Promkes di luar gedung dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama
     dengan berbagai pihak potensial lainnya menerapkan ABG yaitu:
  1. Promkes melalui pendekatan individu
  2. Promkes melalui pendekatan kelompok (SBH, TP PKK, Posyandu, Karang Taruna, Majelis Taklim)
  3. Promkes melalui pendekatan organisasi massa (kelompok kesenian tradisional dll)
  4. Penggerakkan dan pengorganisasian masyarakat

1.        Kunjungan Rumah
      Kunjungan rumah dilakukan untuk:
  1. Pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat, dilakukan untuk membantu proses pemecahan masalah tersebut (konseling) di tingkat keluarga.
  2. Pasien/keluarga yang sepakat melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut, dilakukan sebagai upaya supervisi dan bimbingan sekaligus sebagai penghargaan atas hal yang terlaksana.

2. Pemberdayaan Berjenjang
  1. Petugas Puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka masyarakat, dilanjutkan
  2. Pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader lalu memberdayakannya, dan akhirnya
  3. Kader memberdayakan masyarakatnya.



3. Pengorganisasian Masyarakat
  1. Survei Mawas Diri (SMD)
            Pemuka masyarakat dibimbing melakukan masalah-masalah kesehatan yang sering melanda masyarakat sehingga menjadi Sadar (Mawas Diri). Diobservasi dan digali penyebabnya termasuk aspek perilaku serta potensi-potensi atau sumber daya untuk mengatasi masalah tsb.
  1. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
            Pemuka masyarakat dibimbing membahas hasil SMD dalam musyawarah kecil untuk dirumuskan dan direncanakan jalan keluar pemecahannya, kemudian dilanjutkan ke musyawarah besar. Petugas kesehatan melakukan Advokasi untuk menggalang dukungan kebijakan dan sumber daya.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Indikator masukan (input):
a.    Ada/tidaknya komitmen kepala puskesmas yg      tercermin dalam rencana umum pengembangan promosi kesehatan puskesmas
b.    Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yg tercermin dalam rencana operasional promosi kesehatan puskesmas
c.    Ada/tidaknya tenaga promkes (pkm) puskesmas sesuai standar
d.   Ada/tidaknya tenaga promkes (pkm) dan nakes lainnya di puskesmas yang sudah dilatih
e.    Ada/tidaknya sarana dan peralatan promkes sesuai standar
f.     Ada/tidaknya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan promkes puskesmas

2. Indikator Proses (Process):
a.    Sudah/belumnya kegiatan promkes di dalam gedung (setiap nakes melakukan promkes atau diselenggarakan klinik khusus, pemasangan poster dll) dan atau frekwensinya
b.    Kondisi media komunikasi yg digunakan (poster, leaflet, spanduk dll) yaitu masih bagus atau sudah rusak.
c.    Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes di masyarakat (kunjungan rumah dan pengorganisasian masyarakat)

3. Indikator Keluaran (Out Put):
a.    Apakah semua nakes melakukan promkes 
b.    Berapa banyak pasien/klien yang terlayani
c.    Berapa banyak keluarga yg telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas
d.   Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah dilakukan pengorganisasian masyarakat
e.    Puskesmas sbg institusi yang ber-phbs yaitu dengan:
           1) Bebas rokok,
           2) Lingkungan bersih,       
           3) Bebas jentik dan
           4) Jamban sehat.

4. Indikator Dampak (Impact):
a.    Persalinan dengan tenaga kesehatan
b.    Asi ekslusif
c.    Penimbangan balita
d.   Cuci tangan dengan sabun
e.    Rumah bebas jentik
f.     Menggunakan air bersih
g.    Menggunakan jamban sehat


DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isabandi R (2001)  Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan intervensi Komunitas, Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis, Lembaga Penerbit FEU
Dignan, Mark.B & carr patricia,A; Introduction to progam Planning: A Basic Text for community Health education, Lea & Febringer, Philadelpia, 1981
Green, Lawrence & kreuter, Marshall, W : Health promotion planning, An Educational and Environmental Aproach, Second Edition, Mayfield Publising Company, 1991
Greene, Walter & Simon Morton: Introduction to healtheducation, Waveland press inch,prospect Height, Illinois, 1990
Kicbusch, Illona, Setting obyectives, The health promotion Challenge, Keynoter Adress Healthy People 2000, Consurtium meeting, New YORK, 1996
Labonte, R 1994.Health promotion and Empowerment, Reflektion on proffesional practice. Health education Quarterly 21
Nutbeam,tt (dalam hubley 2002), Health empowerment, Health Literacy and Health Promotion-Putting it all together
Sigrid,G Deede: The health educational specialist, Loose Canon Publication, 1992
Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, penerbit Rineka cipta, Jakarta, 2003
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan teori dan aplikasi, penerbit Rineka cipta, Jakarta, 2010
WHO Health organization, Health Promotion in Developing Countries, Devision of Health Education and Promotion, Geneva,1989



3 komentar:

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget